Pages

Popular Posts

Monday, November 20, 2017

MAKALAH - EVALUASI MODEL CIRO dan EVALUASI MODEL Kauffman

A.    MODEL EVALUASI CIRO
CIRO merupakan model evaluasi yang dikembangkan oleh Warr, Bird, dan Rackman pada tahun 1970. CIRO merupakan model yang banyak digunakan dalam melakukan evaluasi terhadap suatu pelatihan. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui dampak pelatihan terhadap tujuan organisasi. Warr, Bird, dan Rackman mengatakan bahwa bagian pelatihan memiliki peranan yang besar dalam mencapai tujuan organisasi. Jika tujuan tercapai, maka akan memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam peningkatan dan pengaruh terhadap organisasi. Oleh karena itu, muncul evaluasi model CIRO. Model CIRO didasarkan pada 4 tahap yaitu konteks (context), input (input), reaksi (reaction), dan hasil (output).  Terdapat tiga pertanyaan mendasar ketika menjalankan model evaluasi ini yaitu,
1.      Apa yang perlu diubah?
2.      Apa prosedur yang mungkin membawa perubahan?
3.      Apa bukti dari perubahan yang telah terjadi?
Tahapan-tahap dalam melakukan evaluasi CIRO ini adalah context, input, reaction, output.
a.       Context (Konteks)
Evaluasi konteks meliputi penggunaan informasi mengenai situasi operasi yang konteks untuk menentukan kebutuhan dari suatu program yang meliputi keterampilan, pengetahuan, dan sikap dari seorang individu. Tahap konteks memungkingkan untuk menggali informasi dari tiga objek yaitu objektif akhir, objektif antara, dan objektif segera. Pertama, objektif akhir merupakan defisiensi khusus dalam organisasi yang akan akan hilang atau selesai. Objektif antara merupakan perilaku para pegawai yang diperlukan untuk mencapai objektif akhir. Sedangkan objektif segera merupakan ilmu pengetahuan, keterampilan atau sikap yang harus diperoleh partisipan untuk mengubah perilaku mereka dalam mencapai tujuan akhir. Tahapan ini menekankan pada penggunaan informasi melalui kajian pengamatan atau observasi untuk mencapai tujuan.
b.      Input
Tahap evaluasi ini meliputi cara mempertimbangkan sumber daya yang tersedia dan memutuskan informasi-informasi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan. Sumber daya bisa berupa pelatihan, kursus, atau e-learning.
c.       Reaction
Tahap reaksi ini, evaluator dapat memberikan umpan balik kepada pihak-pihak terkait tentang reaksi yang diberikan setelah pemeriksaan. Evaluator dapat memberikan catatan penting yang diberikan kepada pemangku kebijakan terkait untuk mencapai tujuan sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
d.      Output
Pada tahap ini, evaluator melakukan analisis berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh. Tujuan utama dari tahapan ini adalah untuk melakukan evaluasi bagi pelatih maupun peserta pelatih untuk meningkatkan produktivitas pada pelatihan yang akan dating. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah mengukur perubahan individu di tempat bekerja setelah pelatihan baik dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Selanjutnya, evaluator mengukur dampak perubahan organisasi yang dilaksanakan oleh alumnus.
Model CIRO ini hampir mirip dengan model Kirkpatrick. Kemiripannya adalah sama-sama menggunakan kerangka evaluasi yang paralel berkaitan dengan pembelajaran dan hasil belajar. Perbedaannya adalah pada model Kirkpatrick menggunakan pendekatan Trainer-Centered, sedangkan pada CIRO berfokus pada Trainer dalam menyiapkan sumber-sumber untuk peserta pelatihan.

B.     Kaufman’s Five Levels of Evaluation
Lima tingkat evaluasi Kaufman adalah pengembangan empat tingkat Kirkpatrick. Dimana Model Kirkpatrick membagi evaluasi berdasarkan jenis dampaknya, terutama kepada pelajar, sedangkan model Kaufman mengevaluasi berdampak pada kelompok yang berbeda. Kaufman memperluas kerangka Kirkpatrick dengan mendefinisikan Level 1 termasuk kemungkinan dari berbagai sumber daya dan masukan yang penting untuk berhasil, serta menambahkan level 5 evaluasi pada perhatian pada aspek sosial dan respon dari organisasi.
Kaufman membagi Level 1 Kirkpatrick menjadi "Input" dan "Proses." Input atau masukan mewakili materi pembelajaran dan sumber daya yang tersedia bagi peserta didik. Proses merupakan metode pengiriman aktual dari pengalaman belajar. Kaufman menambahkan tingkat kelima yang melihat manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan dan keuntungan bagi klien organisasi. Hal ini berbeda dengan model Kirkpatrick, yang hanya melihat manfaat bagi organisasi itu sendiri.
Berikut ini adalah tingkatan atau level evaluasi Kaufman :
1.      Level 1 : Input dan Proses
Tingkat pertama metode evaluasi Kaufman dipecah menjadi dua bagian. Level 1a adalah evaluasi "Enabling", yang dirancang untuk mengevaluasi kualitas dan ketersediaan sumber daya fisik, keuangan dan manusia. Penting untuk mempertimbangkan semua sumber daya yang tersedia. Ini adalah tingkat masukan (input). Level 1b, "Reaction," mengevaluasi efisiensi dan penerimaan sarana, metode dan proses dari program pelatihan yang diusulkan. Subjek uji ditanyakan bagaimana perasaan mereka terhadap instruksi tersebut.
2.      Level 2 dan 3 : Micro
Tingkat 2 dan 3 diklasifikasikan sebagai tingkat mikro yang dirancang untuk mengevaluasi individu dan kelompok kecil. Level 2, "Acquisition" mengevaluasi kompetensi dan penguasaan kelompok uji / individu dalam lingkungan kelas. Level 3, "Application," mengevaluasi keberhasilan kelompok uji / penggunaan program pelatihan individu. Subjek uji dipantau untuk menentukan seberapa besar dan seberapa baik mereka menerapkan pengetahuan yang mereka dapatkan di dalam organisasi.
3.      Level 4 : Macro
"Output Organisasi" adalah level 4 dalam metode evaluasi Kaufman. Tingkat ini dirancang untuk mengevaluasi hasil kontribusi dan hasil kerja organisasi secara keseluruhan sebagai hasil dari program pelatihan yang diusulkan. Kesuksesan diukur berdasarkan kinerja keseluruhan organisasi dan tingkat pengembalian investasi.
4.      Level 5 : Mega
Pada tingkat akhir metode evaluasi Kaufman, "Societal Outcomes," kontribusi terhadap dan dari klien dan masyarakat secara keseluruhan dievaluasi. Responsif, konsekuensi potensial dan hasil kerja diukur untuk menentukan keberhasilan penerapan program pelatihan yang diusulkan.
Perbedaan tingkatan evaluasi Kaufman dan Kirkpatrick :
Kaufman
Kirkpatrick
Explanation
Input
1a
Ketersediaan dan kualitas sumber daya
Ini adalah materi pelatihan, sumber digital, dll, digunakan untuk mendukung pengalaman belajar.
Process
1b
Proses penerimaan dan efisiensi
Ini adalah penyampaian pengalaman belajar yang sebenarnya.
Micro
2 dan 3
Hadiah kelompok individu dan kelompok kecil
Ini adalah hasil untuk 'klien tingkat mikro' (biasanya pelajar). Melakukan pelajar 'memperoleh' pembelajarannya? Apakah dia menerapkannya di tempat kerja
Macro
4
Imbalan organisasi
Ini adalah hasil untuk 'klien tingkat makro', organisasi, dan termasuk evaluasi peningkatan kinerja dan cost benefi / cost konsekuensi analisis
Mega
n/a
Kontribusi sosial
Ini adalah hasil untuk 'klien tingkat mega', baik masyarakat secara keseluruhan maupun klien perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Downes, Andrew. 2010. Learning Evaluation Theory : Kaufman’s Five Levels of Evaluation. Provided by WatershedLRS.com
Kaufman, R., Keller, J., & Watkins, R. (1995). What works and what doesn’t: Evaluation beyond Kirkpatrick. Performance and Instruction, 35(2): 8-12.
http://home.gwu.edu/~rwatkins/articles/whatwork.PDF di akses  tanggal 28 September 2017 pukul 8:55.
http://www.ehow.com/info_8582553_kaufmans-five-levels-evaluation.html di akses tanggal 28 September 2017 pada pukul 8:36 WIB

Sudiharto. (2012). Evaluasi Pelatihan. Jakarta: Balai Besar Pelatihan Kesehatan.

No comments:

Post a Comment