Pages

Popular Posts

Wednesday, April 9, 2014

RPP IPS KELAS V SEMESTER 2 Penjajahan Belanda (Metode Role Playing)



Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Nama Satuan         : SDN Cibaduyut
Kelas/Semester    : V/2
Mata Pelajaran      : Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah)
Pokok Bahasan     : Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda
Alokasi Waktu       : 4 x 35 menit 

A.     Standar Kompetensi
2.  Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

B.     Kompetensi Dasar
2.1.  Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

C.      Indikator
Menerapkan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dalam kehidupan sehari-hari.

D.     Tujuan
Melalui role playing siswa dapat menerapkan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.

E.      Penanaman Karakter
Nasionalisme dan Patriotisme

F.      Strategi Pembelajaran
1.      Pendekatan          : Kooperatif
2.      Metode                 : Role Playing
3.      Sumber                 : KTSP 2006
  Buku Paket BSE IPS Untuk Kelas V SD/MI Penulis
  Reni Yuliati dan Ade Munajat
4.      Alat                       : Kostum pahlawan

G.     Materi
Perjuangan Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura)
Rakyat Maluku telah lama mengalami penindasan dari bangsa Portugis, Spanyol dan Belanda sejak abad ke-16. Rakyat Maluku sadar betul apa makna penjajahan yang selama ini dialaminya. Betapa hebatnya penderitaan rakyat Maluku ketika masa Pelayaran Hongi. Rakyat Maluku semakin gelisah ketika adanya paksaan untuk menjadi serdadu (tentara) Belanda yang akan dikirimkan ke Pulau Jawa. Kesabaran rakyat Maluku telah habis. Mereka pun segera berencana untuk melancarkan perlawanan. Pada tanggal 3 Mei 1817, ratusan pemuda dari Haria mengadakan pertemuan di dalam hutan yang terletak antara negeri Tiow dan negeri Paperu. Pertemuan itu memutuskan untuk menyerang dan menyerbu Benteng Duurstede di Pantai Saparua yang merupakan lambang penjajahan Belanda. Pertemuan itu juga memutuskan untuk mengajak seluruh rakyat Maluku untuk melawan penjajahan Belanda. Rakyat Maluku bangkit menentang Belanda pada tanggal 16 Mei 1817 di bawah pimpinan Pattimura. Beliau adalah seorang Kristen yang taat, pandai dan cekatan. Dilahirkan pada tanggal 8 Juni 1783 dengana nama Thomas Matulessy. Ia pernah menjadi tentara Inggris dengan pangkat sersan mayor. Kemudian ia terkenal dengan sebutan Kapitan Pattimura. Di dalam pertempuran itu semua penghuni benteng mati terbunuh. Benteng dihancurkan, bahkan Residen Belanda yang bernama Van den Berg tewas dalam peristiwa itu. Kemudian Belanda mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Mayor Beetjes. Begitu pasukan bantuan itu mendarat di Muara Sungai Waisisil, langsung dipukul mundur oleh Pattimura. Mayor Beetjes tewas dalam pertempuran tersebut. Pasukan Belanda lainnya yang dipimpin Overste Meyer dan Laksamana Buykes juga dapat dipukul mundur. seperti Raja Lha, Nolot, Tuhaja, Itawaku dan Ihamaku. Selain itu juga Pattimura dibantu oleh Philip Latumahimma dan seorang putri raja Maluku yang bernama Martha Khristina Tiahahu yang berusia 18 tahun. Belanda merasa kewalahan dengan perlawanan dari pasukan Pattimura ini. Lalu, Belanda mengajak Pattimura untuk berunding, namun ditolaknya dengan tegas. Belanda semakin meningkatkan serangannya untuk mendesak Pattimura. Akibatnya beberapa pimpinan pasukan Pattimura dapat ditangkap. Pattimura juga akhirnya dapat ditangkap, beliau dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung di depan Benteng Viktoria pada tanggtal 16 Desember 1817. Penangkapan Pattimura disebabkan adanya pengkhianatan dari Raja Boi. Ia menunjukkan tempat pertahanan Pattimura kepada Belanda. Begitu juga dengan Raja Paulus Tiahahu, ayah Martha Khristina Tiahahu ditembak mati di hadapan rakyatnya. Martha Khristina Tiahahu sendiri diasingkan ke Pulau Jawa, namun sebelum sampai di Pulau Jawa beliau wafat, yaitu pada tanggal 2 Januari 1818.
Keterangan : Materi tidak terbatas dengan satu tokoh saja. Role playing kali ini diikuti oleh enam kelompok yang masing-masing kelompok memerankan tokoh nasional yang berbeda. Enam tokoh tersebut adalah Thomas Matulessy, Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Pangeran Antasari, Raja Buleleng, dan Teuku Umar beserta istrinya Cut Nya Dien.



A.     Langkah-Langkah Pembelajaran

No
Kegiatan Awal
Durasi
1.                    
Siswa mengkondisikan diri agar suasanan kelas kondusif.
5 menit
2.                    
Berdoa, mengisi presensi, dan guru menyiapkan semangat siswa dengan memotivasinya.
3.                    
Siswa menyiapkan ruangan kelas yang akan digunakan untuk role playing.
10 menit
4.                    
Kegiatan apresepsi berupa tanya jawab mengenai pahlawan nasional yang melawan penjajah Belanda.
5.                    
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

No
Kegiatan Inti
Durasi
1.               
Siswa berkumpul dengan kelompoknya untuk mempersiapkan role playing seperti kostum dan alat-alat penunjang lainnya.
5 menit
2.               
Setiap kelompok diberi nomor antrian untuk tampil.
5 menit
3.               
Guru lalu mengocok nomor antrian kelompok untuk menentukan kelompok yang lebih dulu tampil.
4.               
Enam kelompok menampilkan sosial dramanya di depan kelas secara bergantian.
Masing-masing kelompok 15 menit
5.               
Bersama guru, setiap kelompok menanggapi kelompok lainnya yang tampil dengan menyampaikan amanat, komentar, atau saran.
10 menit

No
Kegiatan Akhir
Durasi
1.               
Siswa mengkondisikan diri kembali dan guru memberi penguatan mengenai materi yang disampaikan secara role playing.
15 menit
2.               
Masing-masing siswa diberi tugas untuk membuat resume tentang amanat dari role playing yang telah dimainkan.
3.               
Siswa bersiap untuk mengakhiri pembelajaran dan berdoa.

Keterangan : Kegiatan-kegiatan diatas dilakukan setelah masing-masing kelompok membuat naskah drama pada pertemuan sebelumnya.

B.     Evaluasi
1.      Prosedur  : Tes Proses dan Tes Akhir
2.      Jenis          : Tes tertulis
3.      Bentuk tes : Uraian
4.      Alat tes     :
-          Tes Proses dilaksanakan ketika siswa sedang mengerjakan tugas bersama kelompoknya dan penampilan sosial drama berupa role playing.
-          Tes Akhir dilaksanakan pada akhir pembelajaran dengan menggunakan soal uraian yang dikerjakan secara individu.

Format Penilaian Akhir
No
Nama
Nilai Kelompok
Nilai Individu
Jumlah
Nilai Akhir
1
Meiva
90
100
90 + 100 = 190 : 2 = 95
95
Nilai Akhir = (Nilai kelompok + Nilai Individu) : 2

Format Penilaian Kelompok (Proses)
Skala Penilaian 10 - 100
No
Nama
Aspek Yang Dinilai
Total
Nilai Akhir
Aktif
Kerja Sama
Semangat Antusias
Tanggung Jawab/
Kesungguhan saat Role Playing
Sopan
1
Meiva
90
90
90
90
90
450 : 5
90 (A)
Nilai Akhir = Total Nilai : 5

10 – 40 (D)            : Tidak
50 – 60 (C)            : Kurang
70  - 80 (B)            : Baik
85 – 100 (A)          : Sangat Baik

Format Penilaian Soal Uraian (Individu)
Soal : 

Uraikan amanat/pesan apa yang disampaikan dalam drama sosial yang kalian perankan! Tuliskan amanat/ pesan paling sedikit 2 paragraf!

Skor
Kriteria
Skor
Kriteria
85 - 100
Menuliskan paling sedikit 2 paragraf , jawaban yang tepat, tulisan dan bahasa yang baik.
60 - 84
Kurang dari 2 paragraf, kurang jelas dalam penulisan dan bahasa, kurang jelas dalam menyampaikan jawaban.

No comments:

Post a Comment