Pages

Popular Posts

Friday, April 12, 2013

RPP Pencerminan Bangun Datar Matematika Kelas IV


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Satuan Pendidikan      : SDN Cibaduyut I
Mata Pelajaran            : Matematika
Kelas                           : 4 (empat)
Semester                      : Genap
Alokasi Waktu            : 2x35 menit
Hari / Tanggal             : Selasa, 19 Maret 2013
1.      Standar Kompetensi
1.1.Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar.

2.      Kompetensi Dasar
2.1.Menentukan hasil pencerminan suatu bangun datar.

3.      Indikator
3.1. Menentukan hasil pencerminan suatu bangun datar.

4.       Tujuan
4.1. Siswa dapat menentukan hasil pencerminan suatu bangun datar dengan benar melalui diskusi kelompok.

5.      Karakter yang Diharapkan
5.1. Percaya diri (confident)
5.2. Kerja sama (cooperation) dalam kelompoknya untuk menyelesaikan persoalan matematika

6.      Materi Pokok

7.      Langkah-langkah Pembelajaran
7.1. Kegiatan Awal
Apersepsi
-          Berdoa, mengecek kehadiran siswa, mengisi daftar kelas, mempersiapkan materi ajar, model dan alat peraga.  
-          Memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat.
-          Mengajukan beberapa pertanyaan materi minggu yang lalu dan memberitau judul materi yang akan diajarkan.
-          Menyampaikan tujuan pembelajaran.
-          Membentuk beberapa kelompok belajar.
7.2.Kegiatan Inti
Eksplorasi
-          guru bertanya kepada siswa tentang hal yang berhubungan dengan pencerminan bangun datar.
-          Setiap siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya masing-masing mengenai pencerminan bangun datar yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
-          Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada masing-masing kelompok.
-          Guru menjelaskan tata cara kerja LKS dan membagikan alat peraga berupa cermin duduk dan bangun datar.
-          Siswa mengerjakan LKS bekerja sama dalam kelompoknya.

Elaborasi
-          Guru membimbing setiap kelompok dalam menyelesaikan tugasnya.
-          Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya di depan kelas.
-          Siswa bersama-sama dengan guru menyamakan persepsi dan pendapat.
-          Guru memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
-          Guru memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.

Konfirmasi
-          Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
-          Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan.

7.3.Kegiatan Akhir
-          Guru mengajukan pertanyaan sekitar materi yang diajarkan.
-          Siswa mengumpulkan tugas sesuai materi yang diajarkan.
-          Guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan.
-          Pemberian tugas pekerjaan rumah.
-          Pengkondisian kelas untuk pulang.
-          Berdoa dan siswa diperkenankan untuk pulang.

8.      Pendekatan/Metode/Alat/Media/Sumber
8.1. Pendekatan yang digunakan merupakan pendekatan tidak langsung, guru memberikan soal/permasalahan di awal kegiatan pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator yang bertugas untuk membimbing dan memberi penguatan kesimpulan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kontruktivis.
8.2. Metode yang digunakan adalah metode pemecahan masalah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
8.3. Alat Peraga    : Cermin duduk, bangun datar, kertas berpetak, dan penggaris.
8.4.Media              : Papan Tulis, Spidol, dan Penghapus
8.5.Sumber            : Mustaqim, Burhan. 2008. Ayo Belajar Matematika Jilid 4 untuk SD dan MI (BSE).Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

9.      Evaluasi
9.1.Bentuk            : Tes Lisan (Presentasi) dan Tes Tulisan (Latihan Soal)
9.2.Teknik             : Tes dan Asesmen (Sikap)
9.3.Soal                 :
LKS
Langkah-langkah Pengerjaan
-          Jaga baik-baik cermin duduk dan alat-alat lainnya.
-           Pilihlah bangun datar yang kamu sukai.
-          Lalu letakan bangun datar tersebut di permukaan berpetak depan cermin.
-          Lihatlah apa yang terjadi pada bangun datar yang ada pada cermin.
-          Lihat jarak antara bangun datar yang ada pada cermin dengan bangun datar sesungguhnya yang ada di permukaan berpetak.
Jawablah pertanyaan di bawah ini:
-          Apakah ukuran dan bentuk bangun datar yang ada pada cermin sama dengan bangun datar yang sesungguhnya?
-          Berapa petak jarak antara bangun datar yang ada pada cermin dengan bangun datar sesungguhnya?
-          Gambarlah percerminan bangun datar pada kertas berpetak! Gunakan penggaris untuk menggambar agar lebih rapih!


Latihan Soal
9.4.Kriteria Penilaian      
1. Produk ( hasil diskusi )
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
           
2. Performansi
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.



2.
Kerjasama



Partisipasi
* bekerjasama
* kadang-kadang kerjasama
* tidak bekerjasama

* aktif  berpartisipasi
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
4
2
1

4
2
1

            3. Lembar Penilaian
No
Nama Siswa
Performan
Produk
Jumlah Skor
Nilai
Kerjasama
Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10..










  CATATAN :
  Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.


Mengetahui
Kepala Sekolah SDN Cibaduyut I


(      Eli Meivawati     )
NIP/NIK : 1102992

Bandung,      Maret 2013         
Guru Kelas IV



(        Siska Alwiyah        )
NIP/NIK : 1103097

Rumah Dalam Mimpi (Cerpen)


Mimpi adalah kosong. Berulang kali gadis itu mencari mimpi-mimpinya dalam kehidupan nyata. Tetapi tetap saja hanya puing-puing debu berhamburan yang mengahampirinya. Menurutnya mimpi, harapan, dan kekosongan adalah sama. Tidak ada yang lebih baik dari perencanaan yang matang. Itulah yang disampaikan gadis tersebut kepada temannya. Gadis itu bernama Filia. Semenjak kejadian tragis yang sempat menerpanya, dia semakin dekat dengan seorang laki-laki bernama Filix. Kini Filix menjadi telinga yang baik bagi Filia. Siapa lagi? Hanya Filix yang mau mendengarkan Filia berbicara. Walaupun terkadang ucapan-ucapannya seperti bumi yang tidak memiliki gravitasi. Terbang bebas. Tidak terikat. Bebas sebebas-bebasnya.
Bandung, 26 Agustus 1999
Siang itu matahari bergumam dengan merdunya. Menyambut seorang sarjana pendidikan terbaik. Tertulis pada lembaran yang tergulung, Filia M Abdullah lulus dengan hasil yang sangat memuaskan. Keluarga Filia pun menyambut kesuksesan Filia dengan rasa senang. Kini senyuman bertabur disetiap rona wajah orang-orang terdekat Filia.
Malam harinya, Filia masih saja sibuk menerima ucapan selamat. Namun, tak lagi Filia acuhkan. Kini saatnya dia kembali membuka mimpi-mimpinya yang telah lama dituliskan jauh sebelum Filia menjadi sarjana pendidikan terbaik. Dia memiliki banyak mimpi yang sudah diwujudkan. Hanya satu yang belum menjadi kenyataan. Keinginannya untuk pergi ke luar dari Bandung, mencari anak-anak dalam mimpinya. Lalu, membawa anak-anak itu masuk ke dalam atap sekolah yang didirikannya bersama seorang pangeran yang penyayang. Dan lagi, dia hanyut membawa mimpi-mimpi tersebut kedalam tidurnya malam itu.
Filia tidak lagi bingung mencari kerja. Dia langsung ditempatkan pada sebuah lembaga penelitian di bidang pendidikan. Tugas kerja pertamanya adalah menjadi seorang agen sekaligus peneliti di daerah terpencil sekitar Sulawesi Utara. Filia diberi dana untuk penelitian selama tiga bulan. Dengan waktu yang diberikan sesingkat itu, Filia harus mampu membuat perubahan dalam bidang pendidikan. Entah itu membangun sekolah, membujuk warga untuk aktif di bidang pendidikan, ataupun mengajar para manula untuk melek huruf. Filia merasa muda dan semakin muda dengan tugas yang diberikan padanya. Dia merasa mimpinya sudah semakin dekat. Senyumpun merekah di bibirnya.
Tagulandang, Sulawesi Utara
Hampir dua hari Filia dalam perjalanan. Hanya tinggal memakai ojek dia bisa sampai ke tempat tujuannya. Hari itu matahari hampir tenggelam, setelah cukup lama menunggu, akhirnya Filia menemukan tukang ojek. Jantungnya berdegup kencang, rasa penasaran semakin memuncak untuk segera melihat tempat tugas pertamanya. Namun, mengapa perasaannya semakin tidak karuan. Ojek yang dinaikinya tidak juga berhenti. Berulang kali Filia bertanya kepada orang yang mengendarai ojek tersebut, tetapi tidak ada jawaban ataupun respon. Filia bingung, apakah orang tersebut tidak bisa berbicara atau memang orang itu memiliki niat yang buruk kepada dirinya. Kini matahari benar-benar tenggelam, Filia dibawa ke dalam sebuah hutan nan gelap. Filia dipaksa turun, barang-barang berharganya diambil oleh tukang ojek tetapi tidak dengan uang yang ada disaku bajunya. Filia mencoba melawan dan berteriak. Tidak ada satupun yang meresponnya. Sampai akhirnya dia pingsan karena terkena pukulan dari tukang ojek tersebut.
Malam itu langit tampak begitu gelap. Tidak ada satupun bintang yang menggantung menerangi malam. Hujan pun turun dengan derasnya. Tetesan air hujan membasahi sekujur tubuh Filia yang tidak berdaya. Air yang mengalir ke pelupuk matanya yang tertutup, seakan menandakan tangisan dalam mimpinya ketika pingsan. Malam pun berlalu dengan dinginnya hujan. Kini ucapkanlah selamat pagi kepada terang. Pelan-pelan mata Filia terbuka, dia mendapati dirinya berada di dalam sebuah rumah. Sosok pertama yang dia lihat saat itu adalah Filix. Seorang pemuda berbadan tegap dan memiliki mata sayup yang indah. Dan di rumah gubuk beratapkan daun itulah mereka mulai berkenalan. Filia menjelaskan tujuannya datang ke Tagulandang. Dia bertanya banyak hal kepada Filix. Dengan senang hati Filix membantu Filia mencari tempat tugasnya. Filix juga mengantarkan Filia ke kepala adat dan mencarikan tempat bermalam untuknya. Akhirnya izin sudah dikantongi Filia. Dan selama penelitiannya Filia tinggal bersama seorang janda tua yang tidak mempunyai anak. Sungguh Filia banyak bersyukur akan keadaan dirinya saat itu.
Desember di Tagulandang
Siang itu Filia terduduk diam memandangi deburan ombak yang seolah-olah mengarah kepadanya. Alam Tagulandang yang begitu indah dengan pasir dan pantainya ternyata cukup kejam baginya. Hari demi hari Filia jalani dengan meneliti keadaan pendidikan di Tagulandang. Hari ini adalah tepat dua bulan Filia berada di Tagulandang. Filia masih saja belum berhasil membujuk warga untuk turut serta membangun pendidikan di Tagulandang. Disini tidak ada anak yang mau sekolah. Anak-anak begitu sibuk dengan jaring dan ikannya, membantu orang tua berkebun, atau mengurus ternak. Selintas teringat Filix, hampir dua bulan ini dia tidak bertemu dengan Filix.  Siang itu pun dia langsung berjalan kaki menuju kediaman Filix dan berencana meminta tolong untuk kesekian kalinya.
Sore hari di bukit Tagulandang, Filia dan Filix mendirikan gubuk. Matahari yang terbenam terlihat jelas seolah-olah laut akan memakannya. Rencananya gubuk itu akan digunakan Filia untuk mengumpulkan anak-anak. Lalu berusaha kembali untuk membujuknya belajar dan mengenyam bangku pendidikan. Pagi harinya Filix membawa sepuluh orang anak untuk belajar. Keesokan harinya anak-anak itu datang lagi. Semakin hari semakin banyak anak yang datang ke gubuk untuk belajar.
Kantor Dinas Pendidikan Sulawesi
Filia yakin, bahwa hari ini adalah hari dimana mimpinya akan terwujud. Yaa sebentar lagi mimpi Filia terwujud. Filia akan mendirikan sebuah sekolah. Bukan sembarang sekolah. Tetapi ini adalah sekolah pertama di Tagulandang. Filia yang ditemani Filix begitu senang berada di kantor dinas pendidikan untuk rapat yang akan membahas perkembangan sekolah gubuknya. Hampir 30 menit Filia berbicara, berpresentasi panjang lebar tetapi tidak ada satupun peserta rapat yang memberi tepuk tangan kepada Filia. Ternyata tidak ada satupun peserta rapat yang setuju dengan gagasan Filia yang akan membangun sebuah sekolah. Banyak yang berkomentar itu akan menghambat pekerjaan para orang tua dan hanya akan menghabiskan dana saja. Filia sejenak terdiam. Sekalipun ia berkata-kata pasti akan kembali dicela. Filia pulang dengan tangan hampa. Dia kembali terduduk diam di pinggir pantai. Yaa lagi-lagi dia harus kembali melipat mimpi-mimpinya dan menyimpannya kedalam saku bajunya. Hari semakin sore, dia teringat bahwa buku catatannya tertinggal di gubuk belajar. Malam hari saat Filia kembali ke gubuk belajar, dia hanya diam mematung. Filia tak kuasa menahan air mata. Gubuk belajar yang telah didirikannya habis terbakar oleh warga. Seketika mimpi-mimpinya terbakar oleh api kemarahan warga. Tak ada lagi kata-kata yang bisa dilontarkannya saat itu. Hanya tangis dan tangis. Filix pun datang, tak ada kata-kata yang diucapkan Filix. Hanya usapan tangan di bahu Filia, berusaha untuk menenangkan Filia. Dan sejak saat itu Filia tidak memercayai adanya mimpi. Tetap, Filix hanya mendengarkan. Filia merasa keberadaan dirinya di Tagulandang sudah tidak berarti lagi. Filia memutuskan untuk kembali ke Bandung besok lusa. Berakhirlah mimpi-mimpi Filia. Berakhir dengan tangis dan kecewa.
Keesokan paginya Filia mulai berbenah dan bersiap-siap untuk pulang ke Bandung. Sesampainya di Bandung dia akan melaporkan kegagalan tugas pertamanya. Masih ada sehari lagi untuk dia berada di Tagulandung. Seharian itu dia gunakan hanya untuk duduk terdiam dipinggir pantai. Besoknya, sebelum pulang, dia menyempatkan untuk pergi ke tempat dimana gubuk belajarnya habis terbakar. Angin semilir menerbangkan rambutnya yang panjang. Wajahnya yang manis perlahan memudar terhapus oleh air matanya. Bibirnya yang tipis, digigitnya karena kecewa. Tangisnya semakin menjadi-jadi, tangannya menggenggam batu dan melemparnya ke arah gubuk sembari berteriak dengan kencangnya. Tiba-tiba Filia teringat Filix. Dan tanpa disangka Filix sudah ada dibelakang Filia dengan senyum mengembang di bibirnya. Filia semakin kesal karena Filix malah tersenyum ketika melihatnya menangis kecewa. Dengan segera Filix menarik Filia dan membawanya ke sebuah tempat. Tanpa banyak bicara Filix menunjukan sebuah gubuk bertuliskan “Sekolah Gubuk Filia”. Disana terdapat banyak anak-anak yang sudah siap menyambut kedatangan Filia. Tanpa banyak kata-kata, anak-anak tersebut menghampiri dan memeluk Filia dengan rasa senang. Filia pun bertanya-tanya. Wajahnya yang belum kering dari air mata terlihat heran sekaligus bahagia. Rupanya Filix merupakan anak seorang pejabat dinas pendidikan Sulawesi yang sedang melakukan penelitian di Tagulandang untuk tesisnya. Filix berhasil membujuk warga dan ayahnya untuk merubah keputusannya setelah selesai rapat bersama Filia. Hari itu juga sekolah gubuk di  resmikan oleh ayah Filix dan disaksikan oleh para warga.
Filia menemukan mimpinya telah terbang dan tergantikan dengan kenyataan. Sebuah kenyataan yang manis bahwa dirinya bersama Filix telah mampu merubah keadaan pendidikan di Tagulandang. Masa muda Filia dihabiskan bersama Filix untuk mengajar warga Tagulandang. Inilah kenyataan. Bukan mimpi. Mereka senang dan mereka benar-benar pasangan yang berdedikasi untuk pendidikan.
Sore itu, desir suara ombak menemani mereka. Matahari kembali bergumam dengan merdunya. Filix berkata kepada Filia, “Vos amo Filia agentia mutationis². Bahkan lebih dari itu, kamu adalah Putri nyata dalam kehidupannku. Kamu Putri yang membangun mimpi lalu menghancurkannya kembali dengan kenyataan”.
Tersenyumlah Filia dan Felix.

Rumah Dalam Mimpi, 30 Januari 2013

Buah Cipta Eli Meiva