Pages

Popular Posts

Tuesday, April 4, 2017

Kegunaan Statistik Bivariat dan Multivariat dalam Penelitian Korelasional

TYPES OF MULTIVARIATE CORRELATIONAL STATISTICS
Statistic
Use
Canonical correlation
For determining the correlation between a set of criterion variables and a set of predictor variables
Differential analysis
For comparing correlation coefficients obtained from homogeneous subgroups within a sample, can be used to identify moderator variables that improve a measure’s predictive validity
Discriminant analysis
For determining the correlation between a set predictor variables and a criterion variable that is in the form of categories
Factor analysis
For reducing a large number of variables to a small number of factors, with each factor representing a set of variables that are moderately or highly correlated with each other
Hierarchical linear regression
For examining the correlation between a set of predictor variables and a criterion variable at different units of statistical analysis, for example the relationship between student characteristics and academic achievement at the teacher level, school level, and district level
Logistic regression
For determining the correlation between a dichotomous criterion variable and a set of predictor variables
Multiple linear regression
For determining the correlation between a criterion variable and set of predictor variables
Nonlinear regression
For determining the correlation between a criterion variable and a set of predictor variables when the correlations are hypothesized to be linear
Path analysis
For testing theories about the hypothesized causal links between a set of variables
Poisson regression
For determining the correlation between a set of predictor variables and a criterion variable that is in the form of a frequency count
Structural equation modelling
For testing theories about hypothesized causal links between variables, yield more valid and reliable measure of the variables to be analyzed than does path analysis
Time series analysis
For determining whether changes in the data collected on a time-ordered variable (example variable in which the data can be arranged in chronological order) are chance occurrences or the effect of some intervention

BIVARIATE CORRELATIONAL STATISTICS
Technique
Symbol
Variable 1
Variable 2
Remarks
Product moment correlation
r
Continuous
Continuous
The most stable technique, smallest standard error
Rank difference correlation (rho)
Ranks
Ranks
A special form of product-moment correlation
Kendall’s tau
Ranks
Ranks
Preferable to rho for samples less than 10
Biserial correlation
rbis
Artificial dichotonomy
Continuous
Values can exceed 1, has a larger standard error than r, commonly used in item analysis
Widespread biserial correlation
rwbis
Widespread artificial dichotonomy
Continuous
Used when the researcher is interested in persons at the extremes on the dichotonomized variable
Point biserial correlation
rpbis
True dichotonomy
Continuous
Yields a lower correlation than rbis
Tetrachoric correlation
rt
Artificial dichotonomy
Artificial dichotonomy
Used when both variables can be split at critical points
Phi coefficient
True dichotonomy
True dichotonomy
Used in calculating inter item correlations
Contingency coefficient
Two or more categories
Two or more categories
Comparable to rt under certain conditions, closely related to chi-square
Correlation ratio, eta
ƞ
Continuous
Continuous
Used to detect nonlinear relationship


Makalah Teori dan Hipotesis Penelitian

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebagai seorang akademisi tentunya kita sudah sangat familiar dengan istilah penelitian. Penelitian merupakan salah satu unsur terpenting dalam membangun peradaban umat manusia. Melalui penelitian, seorang peneliti mampu menghasilkan berbagai macam pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat bagi khalayak. Penelitian juga dilakukan untuk memecahkan masalah dan membuat hal yang rumit menjadi mudah. Begitu besar faedah yang dapat diambil dari penelitian sehingga muncul berbagai penemuan baru untuk masa depan yang lebih baik.
Kegiatan penelitian erat kaitannya dengan mengkaji teori dan menyusun hipotesis. Kedua hal tersebut merupakan komponen penting yang mampu mengkonstruksi sebuah penelitian yang utuh. Kegiatan penelitian laiknya diawali dengan mengkaji teori. Melalui kajian teori yang luas dan mendalam, peneliti akan membuat dasar yang kuat dalam penelitiannya. Teori yang telah dikaji dapat berkembang jika secara kontinu digunakan dalam penelitian.
Hipotesis dalam sebuah penelitian dapat membangun kepercayaan diri seorang peneliti. Dugaan jawaban dan hasil dari berbagai kajian literatur tertuang dalam suatu pernyataan yang disebut dengan hipotesis penelitian. Hipotesis pada dasarnya digunakan untuk menguji benar atau tidaknya dugaan peneliti atas kajiannya terhadap berbagai teori dan literatur yang relevan ddengan penelitiannya.
Banyak diantara akademisi yang terhambat oleh ketidaktahuannya akan urgensi mengkaji teori dan menyusun hipotesis sehingga banyak kesalahan yang diperbuat dalam melakukan penelitian. Kesalahan penelitian dapat diminimalisir dengan mengkaji teori atau literatur yang tepat serta menyusun hipotesis penelitian yang sesuai. Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka makalah ini akan membahas mengenai teori dan hipotesis dalam penelitian.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, berikut merupakan rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini.
1.      Apa definisi dan fungsi teori dalam penelitian?
2.      Apa definisi dan fungsi hipotesis dalam penelitian?
3.      Apa saja jenis-jenis hipotesis dalam penelitian?

C.     Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Menjelaskan definisi dan fungsi teori dalam penelitian.
2.      Menjelaskan definisi dan fungsi hipotesis dalam penelitian.
3.      Mendeskripsikan contoh dari jenis-jenis hipotesis dalam penelitian.













BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Teori
Teori adalah seperangkat kontruksi (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematika melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjalankan dan meramalkan fenomena. (Neumen). Atau bisa juga didefinisikan sebagai seperangkat konstruk (atau variabel) yang saling berhubungan, yang berasosiasi dengan proposisi atau hipotesis yang memerinci hubungan antar variabel (biasanya dalam konteks magnitude atau direction). Suatu teori dalam penelitian bisa saja berfungsi sebagai argumentasi, pembahasan, atau alasan. Teori biasanya membantu menjelaskan (atau memprediksi) fenomena yang muncul di dunia.
Labovitz and Hagedorn (1971) menambahkan definisi ide teori rasionalitasnya, yang mana didefinisikan sebagai “usaha mengetahui bagaimana dan mengapa variabel-variabel dan pernyataan-Pernyataan relasional saling berhubungan satu sama lain”, mengapa variabel independen, X, bisa mempengaruhi  variabel dependen, Y. Teori dapat memberikan penjelasan daripada prediksi yang diharapkan tersebut.

B.     Fungsi Teori
Dalam konteks ilmiah, suatu teori yang didasarkan sebagai ide gagasan memiliki fungsi sebagaimana berikut ini :
1.      Menjelaskan dan mempertajam ruang lingkup variabel dari penelitian yang akan dilakukan.
2.      Sebagai prediktor, yang memprediksikan untuk menemukan kenyataan fenomena yang kemudian dipakai untuk merumuskan hipotesis dan untuk menyusun instrumen penelitian.
3.      Sebagai kontrol dalam pembahasan hasil penelitian yang dilakukan, yang kemudian dapat digunakan untuk memberikan saran.
C.     Definisi Hipotesis
Dalam kegiatan penelitian, hipotesis biasanya disusun setelah peneliti mengkaji beberapa teori terkait dengan variable-variabel yang dikaji. Hasil penelaahan berbagi teori inilah yang kemudian dapat membantu peneliti merumuskan hipotesis penelitian. Selanjutnya akan dipaparkan hal-hal yang terkait dengan hipotesis dalam penelitian.
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak merumuskan hipotesis. Hipotesis menjadi dugaan berdasarkan keterngan teori yang sementara diterima sebagai kebenaran sambil menunggu pengujian menggunakan data empiris.
Hipotesis berasal dari kata hypo (di bawah, lemah) dan thesa (kebenaran). Dari kedua akar katanya dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah kebenaran yang lemah. (Purwanto: 2010:66). Kebenaran hipotesis dikatakan lemah karena kebenarannya baru teruji pada tingkat teori. Untuk menjadi kebenaran yang kuat, hipotesis masih harus diuji menggunakan data-data yang dikumpulkan. Kebenaran yang lemah akan meningkat menjadi thesa apabila berdasarkan hasil uji menggunakan data yang dikumpulkan memberi kesimpulan mendukung hipotesis. Sebaliknya, bila hipotesis teruji melalui data-data yang dikumpulkan maka hipotesis tidak dapat lagi diterima sebagai kebenaran.
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian. Kita mengemukakan sebelumnya bahwa untuk sampai pada kesimpulan tersebut, harus dijalin pola pemikiran sehingga kesimpulan tersebut benar-benar logis. Dengan kata, lain hipotesis tersebut merupakan prediksi hasil penelitian yang akan dilakukan. Ia dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang bersifat sementara, akrena masih perlu diuji dengan data penelitian yang akan ditemukan nantinya (Sugiyono, 2005: 83).
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban yang empirik dengan data. (Sugiyono, 2005: 96).

Suryanbrata memberikan beberapa definisi tentang hipotesis:
1.      Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris
2.      Hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritus yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan
3.      Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling tinggi kebenarannya
4.      Hipotesis merupakan pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sempel penelitian atau hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel. (Purwanto: 2010:83)

D.    Manfaat dan Karakteristik Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam suatu penelitian sangat penting untuk memandu penelitian. Manfaatnya dapat dirinci sebagai berikut:
1.      Memberikan tujuan yang tegas bagi peneliti
2.      Membantu dalam menentukan arah yang harus ditempuh, dalam pembatasan ruang lingkup penelitian dengan memilih fakta-fakta yang relevan.
3.      Menghindarkan sesuatu penelitian yang tidak terarah dan tidak bertujuan dan pengumpulan data yang mungkin ternyata tidak ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Yatimin Abdullah, 2006:239)

Menurut Sugiyono (2005: 96) dan Harnovinsah (2012:3), hipotesis yang baik memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
1.      Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih
2.      Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran
3.      Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
4.      Dikembangkan dengan teori yang sudah ada atau dari hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan penjelasan yang logis
5.      Hipotesis lebih baik dibanding dengan hipotesis kompetisinya

E.     Jenis-Jenis Hipotesis
Terdapat beberapa jenis hipotesis dalam penelitian. Adapun jenis-jenis penelitian yang dirangkum dari beberapa pendapat para ahli seperti Creswell (2016), Sugiyono (2016), dan Rudi (2010) adalah sebagai berikut.
1.      Hipotesis Nol
Hipotesis nol menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil. Hipotesis ini sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasa dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Pernyataan yang sering digunakan dalam hipotesis ini adalah tidak ada hubungan, tidak ada perbedaan, tidak ada pengaruh, tidak ada interaksi, dan lain sebagainya.
Contoh Hipotesis Nol :
Peneliti ingin mengetahui “Apakah terdapat perbedaan kualitas karya tulis ilmiah antara siswa laki-laki dan siswa perempuan?”
Ho : Tidak ada perbedaan kualitas karya tulis ilmiah antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan.


2.      Hipotesis Alternatif
Hipotesis alternatif merepresentasikan pemikiran peneliti mengenai penelitiannya yang berlandaskan pada berbagai teori dan literatur yang relevan. Hipotesis alternatif bisa dikatakan lawan dari hipotesis nol. Hipotesis alternatif juga bisa berisi pernyataan operasional penelitian.
Contoh Hipotesis Alternatif :
Peneliti ingin mengetahui “Apakah terdapat perbedaan kualitas karya tulis ilmiah antara siswa laki-laki dan siswa perempuan?”
Ha : Terdapat perbedaan kualitas karya tulis ilmiah yang signifikan antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan  
Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis.

3.      Hipotesis Direksional
Hipotesis direksional mengilustrasikan suatu kemungkinan dengan penyataan lebih tinggi, lebih banyak berubah, atau lebih signifikan.
Contoh Hipotesis Direksional :
Akan dilakukan suatu penelitian tentang status sekolah (negeri atau swasta) dalam menghasilkan lulusan dilihat dari nilai UN. Hipotesisnya adalah sekolah negeri akan menghasilkan lulusan dengan nilai UN yang lebih besar ketimbang sekolah swasta.

4.      Hipotesis Non Direksional
Hipotesis non direksional dijelaskan dengan prediksi yang dibuat tidak secara pasti terperinci karena peneliti tidak mengetahui apa yang diprediksikan dari literatur sebelumnya.
Contoh Hipotesis Non Direksional :
Penelitian mengenai identitas ras kulit putih dan ras kulit hitam di sekolah tinggi Amerika. Hipotesisnya adalah identitas mengenai ras kulit putih dan ras kulit hitam di sekolah tinggi Amerika berkaitan dengan tatanan kehidupan sosial masyarakat yang berbeda-beda yang turut merefleksikan sistem nilai mereka yang berbeda-beda pula.

5.      Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif menggambarkan karakteristik suatu satuan awal yang menjadi fokus perhatian penelitian. Hipotesis ini menyatakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri.
Contoh Hipotesis Deskriptif :
Suatu bimbingan belajar X menyatakan bahwa siswa yang dibimbing di lembaga tersebut setidaknya 90% dapat diterima di perguruan tinggi negeri. Rumusan masalahnya yaitu Berapa banyak siswa bimbingan belajar X yang diterima di perguruan tinggi negeri?
Ho = µ ≤ 0,90 (lebih kecil atau sama dengan)
Ha = µ > 0,90 (lebih besar)
Dapat dibaca: hipotesis nol untuk parameter populasi berbentuk proporsi (90% : proporsi) lebih kecil atau sama dengan 90%, dan hipotesis alternatifnya, untuk populasi yang berbentuk proporsi lebih besar dari 90%.

6.      Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel tetapi tidak menunjukan variabel mana yang menjadi sebab dan variabel mana yang menjadi akibat dalam hubungan tersebut. Pada hipotesis ini terdapat pernyataan yang menunjukan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.
Contoh Hipotesis Komparatif :
Rumusan masalah yang diajukan adalah Apakah terdapat perbedaan antara siswa yang menerapkan metode CTL dengan siswa yang menerapkan metode Joyfull Learning dalam pembelajaran IPS di SD?

Rumusan Uji Hipotesis Dua Pihak
Ho : m1 = m2
Ha : m1 ¹ m2
Rumusan Uji Hipotesis Pihak Kiri
Ho : m1 ³ m2
Ha : m1 < m2
Rumusan Uji Hipotesis Pihak Kanan
Ho : m1 £ m2
Ha : m1 > m2

7.      Hipotesis Asosiatif (Hubungan)
Hipotesis asosiatif menunjukan variabel mana yang menjadi sebab dan variabel mana yang menjadi akibat. Pernyataan yang menunjukan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contoh Hipotesis Asosiatif :
Rumusan masalah yang diajukan adalah “Adakah hubungan antara kewibawaan guru dengan semangat belajar siswa?
Ho : r = 0
Ha : r ¹ 0
r merupakan simbol yang menunjukan kuatnya hubungan











BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Teori dalam penelitian bisa berfungsi sebagai bentuk dari argumentasi, pembahasan, atau alasan. Teori membantu menjelaskan (atau memprediksi) berbagai fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Urgensi teori dalam penelitian adalah sebagai suatu dasar seorang peneliti dalam merumuskan hipotesis. Hipotesis menjadi dugaan berdasarkan keterngan teori yang sementara diterima sebagai kebenaran sambil menunggu pengujian menggunakan data empiris. Terdapat beberapa jenis hipotesis diantaranya adalah hipotesis nol, hipotesis alternatif, hipotesis direksional, hipotesis non direksional, hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif. Masing-masing dari jenis penelitian tersebut digunakan sesuai dengan karakteristik rumusan masalah penelitian.

B.     Saran
Sebagai seorang akademisi atau peneliti hendaknya memprioritaskan terlebih dahulu apa yang menjadi dasar terlaksananya sebuah penelitian. Mengkaji teori dan menyusun hipotesis merupakan langkah awal yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Mengkaji mengenai teori dan hipotesis akan sangat berguna untuk penelitian maupun evaluasi. Memperluas wawasan dan terus meningkatkan kualitas diri merupakan langkah terbaik untuk menjadi peneliti yang kompeten.





DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Yatimin. (2006). Studi Islam Kontemporer. Jakarta: Amzah
Creswell, John W. (2014). Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. SAGE Publications
Creswell, John W. (2016). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran Edisi 4th. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Harnovinsah. (2012). Modul 6 Jenis-Jenis Hipotesis. [Daring]. Tersedia: modul.mercubuana.ac.id/files/pbael/ModulMetodologiPenelitianGJ1213TM6.pdf (Diakses 3 April 2017)
Purwanto. (2010). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan: Pengembangan dan Pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif  dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif  dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Susilana, Rudi. (2010). Modul 5 Landasan Teori dan Hipotesis. [Daring]. Tersedia: file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_5.pdf (Diakses 3 April 2017)