BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai seorang akademisi tentunya kita sudah sangat
familiar dengan istilah penelitian. Penelitian merupakan salah satu unsur
terpenting dalam membangun peradaban umat manusia. Melalui penelitian, seorang
peneliti mampu menghasilkan berbagai macam pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat
bagi khalayak. Penelitian juga dilakukan untuk memecahkan masalah dan membuat
hal yang rumit menjadi mudah. Begitu besar faedah yang dapat diambil dari
penelitian sehingga muncul berbagai penemuan baru untuk masa depan yang lebih
baik.
Kegiatan penelitian erat kaitannya dengan mengkaji
teori dan menyusun hipotesis. Kedua hal tersebut merupakan komponen penting
yang mampu mengkonstruksi sebuah penelitian yang utuh. Kegiatan penelitian
laiknya diawali dengan mengkaji teori. Melalui kajian teori yang luas dan
mendalam, peneliti akan membuat dasar yang kuat dalam penelitiannya. Teori yang
telah dikaji dapat berkembang jika secara kontinu digunakan dalam penelitian.
Hipotesis dalam sebuah penelitian dapat membangun
kepercayaan diri seorang peneliti. Dugaan jawaban dan hasil dari berbagai
kajian literatur tertuang dalam suatu pernyataan yang disebut dengan hipotesis
penelitian. Hipotesis pada dasarnya digunakan untuk menguji benar atau tidaknya
dugaan peneliti atas kajiannya terhadap berbagai teori dan literatur yang
relevan ddengan penelitiannya.
Banyak diantara akademisi yang terhambat oleh
ketidaktahuannya akan urgensi mengkaji teori dan menyusun hipotesis sehingga
banyak kesalahan yang diperbuat dalam melakukan penelitian. Kesalahan
penelitian dapat diminimalisir dengan mengkaji teori atau literatur yang tepat
serta menyusun hipotesis penelitian yang sesuai. Berdasarkan pada latar
belakang tersebut, maka makalah ini akan membahas mengenai teori dan hipotesis
dalam penelitian.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, berikut
merupakan rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini.
1.
Apa definisi dan
fungsi teori dalam penelitian?
2.
Apa definisi dan
fungsi hipotesis dalam penelitian?
3.
Apa saja
jenis-jenis hipotesis dalam penelitian?
C. Tujuan
Adapun
beberapa tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan definisi dan fungsi teori dalam
penelitian.
2. Menjelaskan definisi dan fungsi hipotesis dalam
penelitian.
3. Mendeskripsikan contoh dari jenis-jenis hipotesis
dalam penelitian.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Teori
Teori
adalah seperangkat kontruksi (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi
untuk melihat fenomena secara sistematika melalui spesifikasi hubungan antar
variabel, sehingga dapat berguna untuk menjalankan dan meramalkan fenomena.
(Neumen). Atau bisa juga didefinisikan sebagai seperangkat konstruk (atau
variabel) yang saling berhubungan, yang berasosiasi dengan proposisi atau
hipotesis yang memerinci hubungan antar variabel (biasanya dalam konteks
magnitude atau direction). Suatu teori dalam penelitian bisa saja berfungsi
sebagai argumentasi, pembahasan, atau alasan. Teori biasanya membantu
menjelaskan (atau memprediksi) fenomena yang muncul di dunia.
Labovitz
and Hagedorn (1971) menambahkan definisi ide teori rasionalitasnya, yang mana
didefinisikan sebagai “usaha mengetahui bagaimana dan mengapa variabel-variabel
dan pernyataan-Pernyataan relasional saling berhubungan satu sama lain”,
mengapa variabel independen, X, bisa mempengaruhi variabel dependen, Y. Teori dapat memberikan
penjelasan daripada prediksi yang diharapkan tersebut.
B. Fungsi
Teori
Dalam konteks ilmiah,
suatu teori yang didasarkan sebagai ide gagasan memiliki fungsi sebagaimana
berikut ini :
1. Menjelaskan
dan mempertajam ruang lingkup variabel dari penelitian yang akan dilakukan.
2. Sebagai
prediktor, yang memprediksikan untuk menemukan kenyataan fenomena yang kemudian
dipakai untuk merumuskan hipotesis dan untuk menyusun instrumen penelitian.
3. Sebagai
kontrol dalam pembahasan hasil penelitian yang dilakukan, yang kemudian dapat
digunakan untuk memberikan saran.
C. Definisi Hipotesis
Dalam
kegiatan penelitian, hipotesis biasanya disusun setelah peneliti mengkaji
beberapa teori terkait dengan variable-variabel yang dikaji. Hasil penelaahan
berbagi teori inilah yang kemudian dapat membantu peneliti merumuskan hipotesis
penelitian. Selanjutnya akan dipaparkan hal-hal yang terkait dengan hipotesis
dalam penelitian.
Perumusan
hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah
peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu
diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian
yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak merumuskan hipotesis.
Hipotesis menjadi dugaan berdasarkan keterngan teori yang sementara diterima
sebagai kebenaran sambil menunggu pengujian menggunakan data empiris.
Hipotesis
berasal dari kata hypo (di bawah, lemah)
dan thesa (kebenaran). Dari kedua akar katanya dapat disimpulkan
bahwa hipotesis adalah kebenaran yang lemah. (Purwanto: 2010:66). Kebenaran
hipotesis dikatakan lemah karena kebenarannya baru teruji pada tingkat teori.
Untuk menjadi kebenaran yang kuat, hipotesis masih harus diuji menggunakan
data-data yang dikumpulkan. Kebenaran yang lemah akan meningkat
menjadi thesa apabila berdasarkan hasil uji menggunakan data yang
dikumpulkan memberi kesimpulan mendukung hipotesis. Sebaliknya, bila hipotesis
teruji melalui data-data yang dikumpulkan maka hipotesis tidak dapat lagi
diterima sebagai kebenaran.
Hipotesis
adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian. Kita mengemukakan
sebelumnya bahwa untuk sampai pada kesimpulan tersebut, harus dijalin pola
pemikiran sehingga kesimpulan tersebut benar-benar logis. Dengan kata, lain
hipotesis tersebut merupakan prediksi hasil penelitian yang akan dilakukan. Ia
dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang bersifat sementara, akrena masih perlu
diuji dengan data penelitian yang akan ditemukan nantinya (Sugiyono, 2005: 83).
Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban yang
empirik dengan data. (Sugiyono, 2005: 96).
Suryanbrata memberikan
beberapa definisi tentang hipotesis:
1. Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih
harus diuji secara empiris
2. Hipotesis
merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritus yang diperoleh dari
penelaahan kepustakaan
3. Hipotesis
merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap
paling tinggi kebenarannya
4. Hipotesis
merupakan pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan
data yang diperoleh dari sempel penelitian atau hipotesis adalah pernyataan
mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel. (Purwanto:
2010:83)
D. Manfaat
dan Karakteristik Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam suatu
penelitian sangat penting untuk memandu penelitian. Manfaatnya dapat dirinci
sebagai berikut:
1. Memberikan
tujuan yang tegas bagi peneliti
2. Membantu
dalam menentukan arah yang harus ditempuh, dalam pembatasan ruang lingkup
penelitian dengan memilih fakta-fakta yang relevan.
3. Menghindarkan
sesuatu penelitian yang tidak terarah dan tidak bertujuan dan pengumpulan data
yang mungkin ternyata tidak ada hubungannya dengan masalah yang diteliti
(Yatimin Abdullah, 2006:239)
Menurut
Sugiyono (2005: 96) dan Harnovinsah (2012:3), hipotesis yang baik memiliki
beberapa karakteristik, diantaranya:
1. Merupakan
dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada
berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih
2. Dinyatakan
dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran
3. Dapat
diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.
4. Dikembangkan
dengan teori yang sudah ada atau dari hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan
penjelasan yang logis
5. Hipotesis
lebih baik dibanding dengan hipotesis kompetisinya
E. Jenis-Jenis
Hipotesis
Terdapat beberapa jenis
hipotesis dalam penelitian. Adapun jenis-jenis penelitian yang dirangkum dari
beberapa pendapat para ahli seperti Creswell (2016), Sugiyono (2016), dan Rudi (2010) adalah
sebagai berikut.
1. Hipotesis
Nol
Hipotesis nol menyatakan
tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X
terhadap variabel Y. Selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau
nihil. Hipotesis ini sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasa
dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan
perhitungan statistik. Pernyataan yang sering digunakan dalam hipotesis ini
adalah tidak ada hubungan, tidak ada perbedaan,
tidak ada pengaruh, tidak ada interaksi, dan lain sebagainya.
Contoh Hipotesis Nol :
Peneliti ingin mengetahui “Apakah terdapat perbedaan
kualitas karya tulis ilmiah antara siswa laki-laki dan siswa perempuan?”
Ho : Tidak ada perbedaan
kualitas karya tulis ilmiah antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan.
2. Hipotesis
Alternatif
Hipotesis alternatif merepresentasikan
pemikiran peneliti mengenai penelitiannya yang berlandaskan pada berbagai teori dan literatur yang relevan.
Hipotesis alternatif bisa dikatakan lawan dari hipotesis nol. Hipotesis alternatif juga bisa
berisi pernyataan operasional penelitian.
Contoh Hipotesis Alternatif :
Peneliti ingin mengetahui “Apakah terdapat perbedaan
kualitas karya tulis ilmiah antara siswa laki-laki dan siswa perempuan?”
Ha : Terdapat perbedaan
kualitas karya tulis ilmiah yang signifikan antara siswa laki-laki dengan siswa
perempuan
Dalam pembuktian, hipotesis alternatif
(Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak mempunyai prasangka. Jadi, peneliti
diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian dikembangkan lagi
ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis.
3. Hipotesis
Direksional
Hipotesis
direksional mengilustrasikan suatu kemungkinan dengan penyataan lebih tinggi,
lebih banyak berubah, atau lebih signifikan.
Contoh
Hipotesis Direksional :
Akan
dilakukan suatu penelitian tentang status sekolah (negeri atau swasta) dalam
menghasilkan lulusan dilihat dari nilai UN.
Hipotesisnya adalah sekolah negeri akan menghasilkan
lulusan dengan nilai UN yang lebih besar ketimbang sekolah swasta.
4. Hipotesis
Non Direksional
Hipotesis
non direksional dijelaskan dengan prediksi yang dibuat tidak secara pasti
terperinci karena peneliti tidak mengetahui apa yang diprediksikan dari
literatur sebelumnya.
Contoh Hipotesis Non Direksional :
Penelitian mengenai identitas ras kulit putih dan ras
kulit hitam di sekolah tinggi Amerika. Hipotesisnya adalah identitas mengenai
ras kulit putih dan ras kulit hitam di sekolah tinggi Amerika berkaitan dengan
tatanan kehidupan sosial masyarakat yang berbeda-beda yang turut merefleksikan
sistem nilai mereka yang berbeda-beda pula.
5. Hipotesis
Deskriptif
Hipotesis
deskriptif menggambarkan karakteristik suatu satuan awal yang menjadi fokus
perhatian penelitian. Hipotesis ini
menyatakan jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri.
Contoh Hipotesis Deskriptif :
Suatu
bimbingan belajar X menyatakan bahwa siswa yang dibimbing di lembaga tersebut
setidaknya 90% dapat diterima di perguruan tinggi negeri. Rumusan masalahnya yaitu “Berapa banyak siswa
bimbingan belajar X yang diterima di perguruan tinggi negeri?”
Ho
= µ ≤ 0,90 (lebih kecil atau sama
dengan)
Ha
= µ > 0,90 (lebih besar)
Dapat
dibaca: hipotesis nol untuk parameter populasi berbentuk proporsi (90% : proporsi)
lebih kecil atau sama dengan 90%, dan hipotesis alternatifnya, untuk populasi
yang berbentuk proporsi lebih
besar
dari 90%.
6. Hipotesis
Komparatif
Hipotesis
komparatif menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel tetapi tidak
menunjukan variabel mana yang menjadi sebab dan variabel mana yang menjadi
akibat dalam hubungan tersebut. Pada hipotesis
ini terdapat pernyataan yang menunjukan dugaan nilai
dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.
Contoh Hipotesis Komparatif :
Rumusan masalah yang diajukan adalah “Apakah terdapat
perbedaan antara siswa yang menerapkan metode CTL dengan siswa yang menerapkan
metode Joyfull Learning dalam
pembelajaran IPS di SD?”
Rumusan
Uji Hipotesis Dua Pihak
Ho : m1 = m2
Ha : m1 ¹ m2
Rumusan
Uji Hipotesis Pihak Kiri
Ho : m1 ³ m2
Ha : m1 < m2
Rumusan
Uji Hipotesis Pihak Kanan
Ho : m1 £ m2
Ha : m1 > m2
7. Hipotesis
Asosiatif (Hubungan)
Hipotesis
asosiatif menunjukan variabel mana yang menjadi sebab dan variabel mana yang
menjadi akibat. Pernyataan yang menunjukan dugaan tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih.
Contoh Hipotesis Asosiatif :
Rumusan masalah yang diajukan adalah “Adakah
hubungan antara kewibawaan guru dengan semangat belajar siswa?”
Ho : r = 0
Ha : r ¹ 0
r
merupakan
simbol yang menunjukan kuatnya hubungan
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori
dalam penelitian bisa berfungsi sebagai bentuk
dari argumentasi, pembahasan, atau alasan. Teori membantu
menjelaskan (atau memprediksi) berbagai fenomena yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Urgensi teori dalam penelitian adalah sebagai suatu dasar seorang
peneliti dalam merumuskan hipotesis. Hipotesis menjadi dugaan berdasarkan
keterngan teori yang sementara diterima sebagai kebenaran sambil menunggu
pengujian menggunakan data empiris.
Terdapat beberapa jenis hipotesis diantaranya adalah hipotesis nol, hipotesis
alternatif, hipotesis direksional, hipotesis non direksional, hipotesis
deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif. Masing-masing dari
jenis penelitian tersebut digunakan sesuai dengan karakteristik rumusan masalah
penelitian.
B. Saran
Sebagai seorang akademisi atau peneliti hendaknya memprioritaskan
terlebih dahulu apa yang menjadi dasar terlaksananya sebuah penelitian.
Mengkaji teori dan menyusun hipotesis merupakan langkah awal yang tidak bisa
dilewatkan begitu saja. Mengkaji mengenai teori dan hipotesis akan sangat
berguna untuk penelitian maupun evaluasi. Memperluas wawasan dan terus
meningkatkan kualitas diri merupakan langkah terbaik untuk menjadi peneliti
yang kompeten.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Yatimin. (2006). Studi Islam Kontemporer. Jakarta:
Amzah
Creswell,
John W. (2014). Research Design
Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. SAGE Publications
Creswell,
John W. (2016). Research Design:
Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran Edisi 4th.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Harnovinsah.
(2012). Modul 6 Jenis-Jenis Hipotesis.
[Daring]. Tersedia: modul.mercubuana.ac.id/files/pbael/ModulMetodologiPenelitianGJ1213TM6.pdf
(Diakses 3 April 2017)
Purwanto.
(2010). Instrumen Penelitian Sosial
dan Pendidikan: Pengembangan dan Pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Sugiyono. (2005).
Metodologi Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono.
(2009). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono.
(2016). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Susilana,
Rudi. (2010). Modul 5 Landasan Teori dan
Hipotesis. [Daring]. Tersedia: file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_5.pdf
(Diakses 3 April 2017)